Tuesday, April 2, 2019

Laporan Praktikum Termoregulasi (Dhapnia sp)

A.    Judul Praktikum                        : Termoregulasi
B.     Tanggal Praktikum                    : 29 Oktober 2019
C.    Tujuan Praktikum                     :
1.    Mempelajari perubahan aktifitas jantung Daphnia sp dalam berbagai temperatur lingkungan
2.    Menentukan koefisien aktifitas (Q10)
D.    Analisis  Pembahasan
Thermoregulasi adalah proses pengaturan suhu tubuh. Panas tubuh adalah merupakan hasil akhir dari proses oksidasi didalam tubuh. Pada waktu istirahat, semua energy yang didapat dari oksidasi diubah menjadi panas. Seperti diketahui bahwa semua proses biologis akan berlangsung dengan baik bila suhu tubuh dipertahankan sesuai dengan kebutuhan pada proses biologis tersebut. Pada suhu 0oC, proses biologis itu akan terhambat bahkan bias berhenti sama sekali. Bila suhu tubuh naik, maka proses oksidasi akan naik sampai mencapai keadaan maksimum pada suhu optimal (Sumanto.1996:126).
Berdasarkan kemampuannya untuk mempertahankan suhu tubuh, hewan dapat diklasifikasikan menjadi dua yaitu poikiloterm dan homeoterm. Hewan poikiloterm yaitu hewan yang suhu tubuhnya selalu berubah seiring dengan berubahnya suhu lingkungan. Sementara, hewan homeoterm yaitu hewan yang suhu tubuhnya selalu konstan/ tidak berubah sekalipun suhu lingkungannya sangat berubah (Isnaeni.2006:209-210).
Menurut Pennak (1989), klasifikasi
Daphnia magna adalah sebagai berikut: Kingdom    : Animalia, 
Filum          : Arthropoda, 
Subfilum     : Crustacea, 
Kelas           : Branchiopoda, 
Ordo            : Cladocera,
Famili          : Daphnidae, 
Genus          : Daphnia, 
Spesies         : Daphnia sp
           
Morfologi
Pembagian segmen tubuh Daphnia hampir tidak terlihat. Kepala menyatu, dengan bentuk membungkuk ke arah tubuh bagian bawah terlihat dengan jelas melalui lekukan yang jelas. Pada beberapa spesies sebagian besar anggota tubuh tertutup oleh carapace, dengan enam pasang kaki semu yang berada pada rongga perut. Bagian tubuh yang paling terlihat adalah mata, antenna dan sepasang seta. Pada beberapa jenis Daphnia, bagian carapace nya tembus cahaya dan tampak dengan jelas melalui mikroskop bagian dalam tubuhnya.
Daphnia sp adalah : udang – udangan renik yang hidup di air tawar khususnya kolam atau danau, serta dapat hidup di daerah tropis dan subtropis. Kehidupan daphnia sp di pengaruhi oleh beberapa faktor ekologi perairan yaitu : PH = 6,6 – 7,4 C, dan SUHU = 22 -31 C (Kasra, 2009: Html). Namun pada sumber yang sama dikatakan bahwa Daphnia hidup pada selang suhu 18-24°C Selang suhu ini merupakan selang suhu optimal bagi pertumbuhan dan perkembangan Daphnia. Diluar selang tersebut, Daphnia akan cenderung dorman.
Perilaku Daphnia: Lapisan luar Daphnia mengalami molting atau ecdisis sebanyak 17 kali, Daphnia mengambil makanan dengan cara menyaring ” filter feeding ”, dengan melalui gerakan kaki yang menghasilkan arus air dan memudahkan dalam pengambilan makanan (Kasra, 2009: Html). Aktifitas denyut jantung Daphnia dipengaruhi oleh suhu, aktifitas, cahaya, ukuran, umur, obat-obatan (Muslikhin, 2007)
Daur hidup Daphnia adalah sebagai berikut:
1. Telur: Telur yang dihasilkan di tampung di dalam kantong telur yang berada di atas punggung.
2. Anak: Pertambahan ukuran terjadi sesaat telur menetas dalam ruang pengeraman. Setelah dua kali instar pertama anak daphnia mirip daphnia dewasa dilepas diruang pengeraman. Jumlah instar hanya 2-5 kali, tetapi tingkat pertumbuhan tertinggi terjadi pada stadium anak.
3. Remaja: Instar tunggal antara instar anak terakhir dan instar dewasa pertama. Pada periode ini telur pertama mencapai perkembangan penuh didalam ovarium. Setelah daphnia ganti kulit pada akhir instar remaja menjadi instar dewasa pertama.
4. Dewasa: Priode waktu 4 hari, dengan umur yang dapat di capai 12 hari, setiap 1-2 hari beranak sebanyak 29 ekor. Jadi selama hidup cuma bisa beranak 7 kali, jumlah keturunan yang dihasilkan 200 ekor daphnia sp (Kesra, 2009: Html).
Pada akhir instar daphnia sp. Dewasa terdapat peristiwa berurutan yang berlangsung cepat biasanya terjadi dalam beberapa menit – jam, yaitu:
1. Lepasnya / keluarnaya anak dari ruang pengeraman, 2. Ganti kulit ( molting ), 3. Pertambahan ukuran,4. Lepasnya sekelompok telur baru keruang pengeraman (Kesra, 2009: Html).
            Respirasi pada Daphnia: Daphnia mempunyai jantung dibagian anterodorsal dengan struktur globular kecil yang kecepatan denyut jantungnya dipengaruhi oleh suhu. Sehingga suhu tubuh yang semakin tinggi akan mengakibatkan molekul-molekul memiliki energi kinetik yang semakin tinggi, oleh karena energi kinetik semakin besar dan kemungkinan terjadi tumbukan antara molekul yang satu dengan yang lain semakin besar, hal ini akan berakibat pada proses meningkatnya frekuensi denyut jantung. Selain itu kenaikan suhu juga berpengaruh pada metabolisme Daphnia sp. Yakni semakin tinggi suhu maka metabolisme akan seakin meningkat, sehingga dapat meningkatkan detak jantung.
            Mekanisme reproduksi Daphnia adalah dengan cara parthenogenesis. Satu atau lebih individu muda dirawat dengan menempel pada tubuh induk. Daphnia yang baru menetas harus melakukan pergantian kulit (molting) beberapa kali sebelum tumbuh jadi dewasa sekitar satu pekan setelah menetas. Siklus hidup Daphnia sp. yaitu telur, anak, remaja dan dewasa. Pertambahan ukuran terjadi sesaat setelah telur menetas di dalam ruang pengeraman. Daphnia sp. dewasa berukuran 2,5 mm, anak pertama sebesar 0,8 mm dihasilkan secara parthenogenesis. Daphnia sp. mulai menghasilkan anak pertama kali pada umur 4-6 hari. Adapun umur yang dapat dicapainya 12 hari. Setiap satu atau dua hari sekali, Daphnia sp. akan beranak 29 ekor, individu yang baru menetas sudah sama secara anatomi dengan individu dewasa. Proses reproduksi ini akan berlanjut jika kondisi lingkungannya mendukung pertumbuhan. Jika kondisi tidak ideal baru akan dihasilkan individu jantan agar terjadi reproduksi seksual (Waterman, 1960).
Daphnia jantan lebih kecil ukurannya dibandingkan yang betina. Pada individu jantan terdapat organ tambahan pada bagian abdominal untuk memeluk betina dari belakang dan membuka carapacae betina, kemudian spermateka masuk dan membuahi sel telur. Telur yang telah dibuahi kemudian akan dilindungi lapisan yang bernama ephipium untuk mencegah dari ancaman lingkungan sampai kondisi ideal untuk menetas (Anwar, 2003: Html).
a.      Tabel hasil pengamatan I
b.      Tabel hasil pengamatan II

Grafik
Dari grafik interaksi denyut jantung terhadap interval suhu pada hasil praktikum, terdapat ketidak sesuaian dengan landasan teori, dimana seharusnya respon denyut jantung Daphnia mengalami peningkatan frekuensi denyut jantung dari suhu lingkungan rendah menuju ke suhu lingkungan tinggi. Respon denyut jantung Daphnia yang demikian terjadi karena Daphnia merupakan hewan poikiloterm dapat juga disebut ektoterm karena suhu tubuhnya ditentukan dan dipengaruhi oleh suhu lingkungan eksternal yaitu jika suhu lingkungan berubah maka suhu tubuh pada daphnia juga berubah seiring dengan suhu lingkungan, hal ini dipergunakan daphnia untuk menyesuaikan diri agar metabolism dalam tubuh tetap berjalan dan dapat bertahan hidup (Muslikhin, 2007).
Dengan meningkatnya denyut jantung mengindikasikan bahwa konsumsi oksigen juga semakin meningkat sehubungan dengan meningkatnya aktifitas metabolisme untuk menyesuaikan dengan lingkungannya, namun pada hasil praktikum (grafik kenaikan suhu terhadap nilai Q10) tidak sesuai. Hal tersebut dapat terjadi karena spesies Daphnia sp yang digunakan pada masing-masing suhu adalah spesies Daphnia sp  yang berbeda, hal tersebut memungkinkan faktor lain akan berperan, seperti aktifitas masing-masing spesies yang berbeda, bertambah lambat setelah dalam keadaan tenang; ukuran dan umur, dimana spesies yang lebih besar cenderung mempunyai denyut jantung yang lebih lambat. cahaya, pada keadaan gelap denyut jantung Daphnia sp mengalami penurunan sedangkan pada keadaan terang denyut jantung Daphnia sp mengalami peningkatan; obat-obat, zat kimia menyebabkan aktivitas denyut jantung Daphnia sp. menjadi tinggi atau meningkat (Muslikhin, 2007).

Daftar Pustaka
Isnaeni, Wiwi. 2006. Fisiologi Hewan . Yogyakarta : Penerbit Kanisius
Sumanto. 1996. Fisiologi Hewan .Surakarta : UNS Press
Waterman, T.H. 1960. The Phsyology of Crustacea Volume I. Academic Press: new york
Muslikhin. 2007. LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN AIR. UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN: Purwokerto
Anake kasra.blogspot.com 2009/12/10.budidayaDaphnia.htm=2
Khairilanwar. Blogspot.com2003/11/9/LaporanPraktikumtermoregulaso.htm=5.







21 comments:

  1. Sangat membantu banget ibu👍

    ReplyDelete
  2. Terima kasih sangat bermanfaat🤗

    ReplyDelete
  3. Alhamdulillah dapet lagi 😊😊❤️

    ReplyDelete
  4. Alhamdulillah nambah ilmu lagi😊

    ReplyDelete
  5. Mungkin saya baru2 baca materi ini jadii saya kurang paham bu..Alhamdulillah saya skrang bisa tau😊
    Syukron ibuu 🙏

    ReplyDelete
  6. Dikit demi sedikit bertambah ilmu,tapi ada sedikit yang kurang paham😅

    ReplyDelete
  7. Lebih ngerti di jelaskan dari pada di baca mah hhe

    ReplyDelete
  8. Terimakasih ibu, sangat membantuu:)
    -Rsha

    ReplyDelete
  9. Materi Yang Dibahas Sangat Membantu. Terimkasih;)

    ReplyDelete
  10. waw banyak sekaliii materi tentang kehidupan kitaa...terimakasiiyhh bu ibu sanyatt cerdik:v

    ReplyDelete
  11. Makasih Bu Telah Membuat Kita Cerdas Dan Pintar

    ReplyDelete
  12. Woww i'm is lier aliass pusing:v

    ReplyDelete

Kurikulum merdeka