A.
Judul Praktikum : Uji
Urin
B.
Taggal Praktikum : 05
November 2015
C. Tujuan Praktikum :
C. Tujuan Praktikum :
ü Memeriksa kandungan glukosa, albumin, klorida dalam urin
ü Mengenal bau ammonia dari hasil penguraian urea dalam urin
ü Membuktikan kandungan urea dalam urin
ü Membandingkan hasil uji glukosa, albumin, klorida, dan urea pada beberapa urin orang normal dengan urin yang diberi perlakuan
D. Hasil Pengamatan dan Analisis Pembahasan
No
|
Uji
|
Perubahan
yang terjadi
|
|||||||
Normal
|
Perokok
|
Alkohol
|
Obat-obatan
|
Anak kecil
|
Diabetes
|
Bumil
|
Lansia
|
||
1
|
Glukosa
|
Hijau
(negatif
|
Hijau
(negatif)
|
Hijau
(negatif
|
Hijau
(negatif)
|
Hijau
(negatif)
|
Kuning
(positif)
|
Hijau
(negatif)
|
Orange
(positif)
|
2
|
Albumin
|
Tidak
ada cincin
|
Ada
cincin
(besar)
|
Tidak
ada cincin
|
Ada cincin (kecil)
|
Tidak
ada cincin
|
Tidak
ada cincin
|
Tidak
ada cincin
|
Tidak
ada cincin
|
3
|
Klorida
|
Ada
endapan
|
Ada
endapan
|
Ada
endapan
|
Ada
endapan
|
Ada
endapan
|
Ada
endapan
|
Ada
endapan
|
Ada
endapan
|
4
|
Amonia
|
Meny
engat
|
Tidak
meyengat
|
Meny
engat
|
Tidak
meyengat
|
Meny
engat
|
Meny
engat
|
Meny
engat
|
Tidak
meyengat
|
5
|
Urea
|
Tidak
Menguap
|
Tidak
Menguap
|
Tidak
Menguap
|
Menguap
|
Tidak
Menguap
|
Tidak
Menguap
|
Tidak
Menguap
|
Tidak
Menguap
|
Analisis
Pembahasan
Sistem Ekskresi merupakan sistem yang berperan dalam proses pembuangan zat
sisa atau zat yang membahayakan tubuh (Team Pengajar, 2015: 13).
Pengeluaran zat-zat sisa merupakan mekanisme tubuh untuk mempertahankan
keadaan yang terbaik bagi tubuh (maspupah, 2014: 22), salah satu organ ekskresi adalah Ginjal dengan
hasil ekskret berupa urin.
Menurut Lestari (2013) Urin normal memiliki ciri-ciri antara lain: Rata-rata
dalam satu hari 1-2 liter, tapi berbeda-beda sesuai dengan jumlah cairan yang
masuk, Warnanya bening oranye tanpa ada endapan, baunya tajam, reaksinya
sedikit asam terhadap lakmus dengan pH rata-rata 6, kadar gula dibawah 1%, tidak
mengandung protein dan sel darah merah, sedangkan Secara kimiawi kandungan zat
dalam urin diantaranya adalah sampah nitrogen (ureum, kreatinin dan asam urat),
asam hipurat zat sisa pencernaan sayuran dan buah, badan keton zat sisa
metabolism lemak, ion-ion elektrolit (Na, Cl, K, Amonium, sulfat, Ca dan Mg),
hormone, zat toksin (obat, vitamin dan zat kimia asing), zat abnormal (protein,
glukosa, sel darah Kristal kapur dsb).
- Uji Glukosa
Pada uji glukosa terhadap beberapa sampel urin hanya urin penderita
Diabetes dan Urin lansia yang memberikan hasil positif. Pada prinsipnya reaksi
positif ini terjadi karena adanya reaksi yang terjadi antara glukosa dan
larutan benedict. Larutan benedict adalah larutan yang dibuat dari campuran
kuprisulfat, natrium karbonat dan natrium sitrat. Glukosa dapat mereduksi ion C
++ kuprisulfat menjadi ion Cu+ yang kemudian mengendap sebagai Cu2O. Endapan
yang terbentuk dapat berwarna hijau, kuning atau merah bata tergantung pada
konsentrasi glukosa yang diperiksa. Semakin banyak kandungan glukosa dalam
urine maka endapan yang terjadi akan semakin banyak dan berwarna kuning (Fakhrunnisa,
2012).
Adapun siklus perubahan glukosa dalam tubuh berlangsung sebagai berikut: Glukosa
masuk siklus glikolisis menghasilkan asam piruvat, kemudian masuk daur krebs
dan transpor elektron untuk menghasilkan energi berupa ATP. Inti dari
keseluruhan proses Glikolisis adalah untuk mengkonversi glukosa menjadi produk
akhir berupa piruvat, proses glikolisis ini juga akan menghasilkan molekul ATP
serta molekul NADH (1 NADH3 ATP) (Boka, 2011).
Jumlah glukosa dalam darah setelah beberapa saat makan akan meningkat,
karena sebagian besar makanan kita mengandung karbohidrat yang akan driubah
jadi glukosa. Glukosa ini akan dibawa oleh darah atau dapat disimpan dalam
bentuk glikogen otot dan hati jika kadar gula dalam darahnya berlebih. Adapun hubungannya
dengan kadar glukosa optimum darah: Setelah makan kadar glukosa akan meningkat,
tetapi pada saat itu tubuh akan berusaha untuk menstabilkan kadar glukosa dalam
tubuh agar tidak terlalu tinggi atau pun terlalu rendah, jika kadar glukosa
dalam darah melebihi batas optimum maka hal ini dapat berdampak negatif.
misalnya pada kasus diabetes mellitus, dimana kadar darah terus meninggi
sehingga melewati batas optimum (Fakhrunnisa, 2012).
- Uji Albumin
Pada uji albumin sampel perokok dan pengguna obat memberikan hasil positif.
Prinsip uji albumin ini adalah: protein albumin jika terkena asam nitrat pekat
akan terjadi denaturasi protein di permukaan dan membentuk cincin putih
diantara urine dan asam nitrit pekat. Sehingga asam nitrat pekat ini sangat
berguna untuk membantu mengidentifkasi adanya kandungan albumin dalam urine
(Boka, 2011).
Menurut Lestari (2013) Idealnya, di dalam urine tidak terdapat albumin. Hal
ini dikarenakan ukuran molekul albumin yang cukup besar sehingga dapat disaring
dalam proses filtrasi oleh glomerulus di ginjal. Namun, apabila di dalam urine
terdapat albumin maka dapat diindikasikan bahwa ginjal tidak bekerja dengan
baik terutama pada proses filtrasi. Apabila dalam urin seseorang terdapat
albumin, maka hal tersebut menunjukkan indikasi adanya kerusakan pada membran
kapsul endhotollium. Selain itu, hal tersebut dapat disebabkan oleh iritasi sel
ginjal (Lestari, 2013).
- Uji Klorida
Dari hasil tes klorida urine yang dilakukan, semua urine yang diuji positif
mengandung chlorida, ditandai dengan adanya endapan putih pada setiap urine
setelah ditetesi larutan perak nitrat (AgNO3). Endapan putih ini
berasal dari Reagent AgNO3 yang digunakan saat pengujian yang
bereaksi dengan Cl- yang terkandung di dalam urine dan membentuk
AgCl. Kelarutan yang rendah di dalam pelarut menyebabkan AgCl akan mengendap.
Chlorida lazim berada dalam urine,
chlorida berasal dari NaCl yang terdapat pada hampir setiap makanan yang
dikonsumsi. NaCl ini kemudian diuraikan menjadi Natrium dan Chlorida. Kemudian
chlorida tersebut akan diedarkan oleh darah ke seluruh tubuh kemudian sisanya
yang bersifat racun dikeluarkan melalui urine (Boka, 2011).
Reaksinya berlangsung sebagai berikut: NaCl → Na+ + Cl- (Lestari,
2013)
Reaksi dengan zat penguji: AgNO3 + NaCl → AgCl + NaNO3 (Lestari, 2013)
- Uji Amonia
Dari hasil pengamatan, semua sampel urine ini tercium bau pesing, bau ini
menandakan adanya kandungan amonia di dalam urine. Perbedaannya yaitu terdapat
pada tingkatan bau yang terdapat di setiap urine. Pada perokok, pengguna obat,
dan lansia, bau pesing tidak terlalu menyengat, hal tersebut tidak sesuai
dengan literatur, yang seharusnya perokok dan pengguna obat, kandungan urinnya
lebih kental dan menyengat dikarenakanarena zat yang terkandung dalam roko dan
obat. Hal tersebut bisa disebabkan karena konsumsi makanan/minuman pemilik 3
sampel urin tersebut. Bau tidak terlalu menyengat mungkin karena sebelumnya
sudah mengkonsumsi banyak air sehingga bau pesing ternetralkan.
Menurut Boka (2011) amonia dalam urine adalah hasil deaminasi asam amino
yang terjadi terutama di dalam hati dan ginjal. Sebelum melakukan tes bau
amonia pada urine, urine tersebut dipanaskan terlebih dahulu. Hal ini dilakukan
dengan tujuan untuk mempercepat reaksi atau penguapan pada urine karena urine
memiliki kandungan air yang jika dipanaskan akan menguap dan uap air tersebut
akan membawa molekul-molekul amonia. Sehingga dapat dengan mudah mencium bau
urine. Urine dalam kondisi normal memang berbau, tetapi tidak sangat tajam. Bau
urine dapat dideskripsikan bau amis, busuk, manis atau bau seperti belerang
atau amonia. Pada beberapa kasus, bau urine yang sangat menusuk bisa disebabkan
karena berbagai kondisi yang pada umumnya tidak membahayakan. Misalnya saja
karena makanan atau minum obat yang akan berefek pada urine. Selain kondisi
yang normal (fisiologis), bau urine yang menyengat itu juga bisa menunjukkan
kemungkinan penyakit atau ketidaknormalan (patologis). Selain itu bau menyengat
pada urine bisa juga disebabkan karena penyakit yang diderita sebelumnya,
seperti kencing manis (diabetes) dan dehidrasi (kekurangan cairan) yang pada
akhirnya mempengaruhi saluran kencing dan juga sistem organ yang lain
(Fakhrunnisa, 2011).
Adapun
reaksi pengeluaran nitrogen dalam bentuk amonia menurut Isnaeni (2006: 237)
adalah sebagai berikut NH3 + H2O → NH4+ + OH-.
- Uji Urea
Setelah melakukan uji kandungan urea dalam urine, hanya pada sampel urin
pengguna obat-obatan yang menunjukan reaksi positif dengan adanya penguapan. Sebelum
melakukan pengamatan, urine terlebih dahulu diuapkan sebagian. Hal ini
dilakukan agar kandungan air dalam urine berkurang. Kandungan urea dalam urine
dapat dideteksi dengan memberikan larutan oksalat untuk mengamati ada tidaknya
kristal urea oksalat, dan kemudian ditambahkan larutan sodium hipobromide.
Penambahan larutan ini berguna untuk melihat kristal yang lebih tajam.
Perubahan yang terjadi pada proses ini karena adanya pemuaian nitrogen akibat
adanya penguraian urea (Fakhrunnisa, 2012).
Urea dalam tubuh terbentuk sebagai hasil samping metabolisme protein. Urea
berasal dari bahan organik seperti asam amino dan purin. Pembentukannya terjadi
di hati. Urea sangat larut dalam air dan sifat racunnya lebih kecil dari
amonia. Terdapat 3 macam asam amino yang berperan dalam pembentukan urea, yaitu
Ornitin, Sitrulin, dan Argini, Urea hasil metabolisme protein dibawa oleh
darah. Darah difiltrasi oleh ginjal sehingga zat yang tidak dipakai lagi, salah
satunya NH3 akan terpisah dari darah dan keluar bersama urine (Boka, 2011).
Daftar Pustaka
Isnaeni, wiwi. 2006. Fisiologi Hewan. Yogyakarta: Penerbit
Kanisius
Maspupah, Meti. 2014. Petunjuk Praktikum Struktur Hewan.
Bandung: UIN SGD Bandung
Team Pengajar. 2015. Modul Praktikum Fisiologi Hewan. Bandung:
UIN SGD Bandung
Boka, Agus. Laporan Praktikum
Ekskresi. Bandung: Pendidikan Biologi UIN SGD Bandung
Fakhrunnisa, Nita. 2012. Laporan Praktikum Ekskresi. Bandung: Pendidikan Biologi UIN SGD
Bandung
Lestari, Apriani. 2012. Laporan Praktikum Ekskresi
(Tersedia) Aprilestari.blogspot.com (akses 6 November 2015)
Mantul👍
ReplyDeleteGood job.
ReplyDeleteIlmu baru lagi
ReplyDeleteMakasih atas ilmunya yahh bu aneu
ReplyDelete100% bermanfaat 👍🏻 hhe
ReplyDelete👍
ReplyDeleteBagus👍
ReplyDeleteAlhamdulillah bermanfaat,bgs bu
ReplyDeleteMantap👍
ReplyDeleteBagus😁👍
ReplyDeleteBagus banget bu👍
ReplyDeleteBermanfaat sekali bu
ReplyDeleteJazakillah😄♡
ReplyDeleteSangat bermanfaat
ReplyDeleteTau nieh urea berasal dari bahan organik seperti asam amino & purin & 3 macam asam amino yang berperan dalam pembentukan urea😊
ReplyDeleteSyukron ibu atas semua Ilmunya🙏
Semoga menjadii amal Jariyah yah Aamiin yaa rabbal alamiin😊
Bermanfaat sekali
ReplyDelete-Rsha
Bolle😊
ReplyDeleteBaguss👍
ReplyDeleteSangat membantu bu
ReplyDeleteThanks Mrs Anne For The Inform
ReplyDeleteMksh ilmunya bu
ReplyDeleteSyukron👍
ReplyDelete