Tuesday, March 26, 2019

Laporan Praktikum Uji Urin (Sistem Ekskresi Manusia)



A.    Judul Praktikum            : Uji Urin
B.     Taggal Praktikum          : 05 November 2015
C.    Tujuan Praktikum         :
ü Memeriksa kandungan glukosa, albumin, klorida dalam urin
ü Mengenal bau ammonia dari hasil penguraian urea dalam urin
ü Membuktikan kandungan urea dalam urin
ü Membandingkan hasil uji glukosa, albumin, klorida, dan urea pada beberapa urin orang normal dengan urin yang diberi perlakuan

D. Hasil Pengamatan dan Analisis Pembahasan
No
Uji
Perubahan yang terjadi
Normal
Perokok
Alkohol
Obat-obatan
Anak kecil
Diabetes
Bumil
Lansia
1
Glukosa
Hijau (negatif
Hijau (negatif)
Hijau (negatif
Hijau (negatif)
Hijau (negatif)
Kuning (positif)
Hijau (negatif)
Orange (positif)
2
Albumin
Tidak ada cincin
Ada cincin
(besar)
Tidak ada cincin
Ada  cincin (kecil)
Tidak ada cincin
Tidak ada cincin
Tidak ada cincin
Tidak ada cincin
3
Klorida
Ada endapan
Ada endapan
Ada endapan
Ada endapan
Ada endapan
Ada endapan
Ada endapan
Ada endapan
4
Amonia
Meny engat
Tidak meyengat
Meny engat
Tidak meyengat
Meny engat
Meny engat
Meny engat
Tidak meyengat
5
Urea
Tidak Menguap
Tidak Menguap
Tidak Menguap
Menguap
Tidak Menguap
Tidak Menguap
Tidak Menguap
Tidak Menguap












Analisis Pembahasan
Sistem Ekskresi merupakan sistem yang berperan dalam proses pembuangan zat sisa atau zat yang membahayakan tubuh (Team Pengajar, 2015: 13).
Pengeluaran zat-zat sisa merupakan mekanisme tubuh untuk mempertahankan keadaan yang terbaik bagi tubuh (maspupah, 2014: 22), salah  satu organ ekskresi adalah Ginjal dengan hasil ekskret berupa urin.
Menurut Lestari (2013) Urin normal memiliki ciri-ciri antara lain: Rata-rata dalam satu hari 1-2 liter, tapi berbeda-beda sesuai dengan jumlah cairan yang masuk, Warnanya bening oranye tanpa ada endapan, baunya tajam, reaksinya sedikit asam terhadap lakmus dengan pH rata-rata 6, kadar gula dibawah 1%, tidak mengandung protein dan sel darah merah, sedangkan Secara kimiawi kandungan zat dalam urin diantaranya adalah sampah nitrogen (ureum, kreatinin dan asam urat), asam hipurat zat sisa pencernaan sayuran dan buah, badan keton zat sisa metabolism lemak, ion-ion elektrolit (Na, Cl, K, Amonium, sulfat, Ca dan Mg), hormone, zat toksin (obat, vitamin dan zat kimia asing), zat abnormal (protein, glukosa, sel darah Kristal kapur dsb).
  1. Uji Glukosa
Pada uji glukosa terhadap beberapa sampel urin hanya urin penderita Diabetes dan Urin lansia yang memberikan hasil positif. Pada prinsipnya reaksi positif ini terjadi karena adanya reaksi yang terjadi antara glukosa dan larutan benedict. Larutan benedict adalah larutan yang dibuat dari campuran kuprisulfat, natrium karbonat dan natrium sitrat. Glukosa dapat mereduksi ion C ++ ­ kuprisulfat menjadi ion Cu+ yang kemudian mengendap sebagai Cu2O. Endapan yang terbentuk dapat berwarna hijau, kuning atau merah bata tergantung pada konsentrasi glukosa yang diperiksa. Semakin banyak kandungan glukosa dalam urine maka endapan yang terjadi akan semakin banyak dan berwarna kuning (Fakhrunnisa, 2012).
Adapun siklus perubahan glukosa dalam tubuh berlangsung sebagai berikut: Glukosa masuk siklus glikolisis menghasilkan asam piruvat, kemudian masuk daur krebs dan transpor elektron untuk menghasilkan energi berupa ATP. Inti dari keseluruhan proses Glikolisis adalah untuk mengkonversi glukosa menjadi produk akhir berupa piruvat, proses glikolisis ini juga akan menghasilkan molekul ATP serta molekul NADH (1 NADH3 ATP) (Boka, 2011).
Jumlah glukosa dalam darah setelah beberapa saat makan akan meningkat, karena sebagian besar makanan kita mengandung karbohidrat yang akan driubah jadi glukosa. Glukosa ini akan dibawa oleh darah atau dapat disimpan dalam bentuk glikogen otot dan hati jika kadar gula dalam darahnya berlebih. Adapun hubungannya dengan kadar glukosa optimum darah: Setelah makan kadar glukosa akan meningkat, tetapi pada saat itu tubuh akan berusaha untuk menstabilkan kadar glukosa dalam tubuh agar tidak terlalu tinggi atau pun terlalu rendah, jika kadar glukosa dalam darah melebihi batas optimum maka hal ini dapat berdampak negatif. misalnya pada kasus diabetes mellitus, dimana kadar darah terus meninggi sehingga melewati batas optimum (Fakhrunnisa, 2012).
  1. Uji Albumin
Pada uji albumin sampel perokok dan pengguna obat memberikan hasil positif. Prinsip uji albumin ini adalah: protein albumin jika terkena asam nitrat pekat akan terjadi denaturasi protein di permukaan dan membentuk cincin putih diantara urine dan asam nitrit pekat. Sehingga asam nitrat pekat ini sangat berguna untuk membantu mengidentifkasi adanya kandungan albumin dalam urine (Boka, 2011).
Menurut Lestari (2013) Idealnya, di dalam urine tidak terdapat albumin. Hal ini dikarenakan ukuran molekul albumin yang cukup besar sehingga dapat disaring dalam proses filtrasi oleh glomerulus di ginjal. Namun, apabila di dalam urine terdapat albumin maka dapat diindikasikan bahwa ginjal tidak bekerja dengan baik terutama pada proses filtrasi. Apabila dalam urin seseorang terdapat albumin, maka hal tersebut menunjukkan indikasi adanya kerusakan pada membran kapsul endhotollium. Selain itu, hal tersebut dapat disebabkan oleh iritasi sel ginjal (Lestari, 2013).
  1. Uji Klorida
Dari hasil tes klorida urine yang dilakukan, semua urine yang diuji positif mengandung chlorida, ditandai dengan adanya endapan putih pada setiap urine setelah ditetesi larutan perak nitrat (AgNO3). Endapan putih ini berasal dari Reagent AgNO3 yang digunakan saat pengujian yang bereaksi dengan Cl- yang terkandung di dalam urine dan membentuk AgCl. Kelarutan yang rendah di dalam pelarut menyebabkan AgCl akan mengendap. Chlorida lazim berada dalam urine,  chlorida berasal dari NaCl yang terdapat pada hampir setiap makanan yang dikonsumsi. NaCl ini kemudian diuraikan menjadi Natrium dan Chlorida. Kemudian chlorida tersebut akan diedarkan oleh darah ke seluruh tubuh kemudian sisanya yang bersifat racun dikeluarkan melalui urine (Boka, 2011).
Reaksinya berlangsung sebagai berikut: NaCl → Na+ + Cl- (Lestari, 2013)
Reaksi dengan zat penguji: AgNO3 + NaCl → AgCl + NaNO3 (Lestari, 2013)
  1. Uji Amonia
Dari hasil pengamatan, semua sampel urine ini tercium bau pesing, bau ini menandakan adanya kandungan amonia di dalam urine. Perbedaannya yaitu terdapat pada tingkatan bau yang terdapat di setiap urine. Pada perokok, pengguna obat, dan lansia, bau pesing tidak terlalu menyengat, hal tersebut tidak sesuai dengan literatur, yang seharusnya perokok dan pengguna obat, kandungan urinnya lebih kental dan menyengat dikarenakanarena zat yang terkandung dalam roko dan obat. Hal tersebut bisa disebabkan karena konsumsi makanan/minuman pemilik 3 sampel urin tersebut. Bau tidak terlalu menyengat mungkin karena sebelumnya sudah mengkonsumsi banyak air sehingga bau pesing ternetralkan.
Menurut Boka (2011) amonia dalam urine adalah hasil deaminasi asam amino yang terjadi terutama di dalam hati dan ginjal. Sebelum melakukan tes bau amonia pada urine, urine tersebut dipanaskan terlebih dahulu. Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk mempercepat reaksi atau penguapan pada urine karena urine memiliki kandungan air yang jika dipanaskan akan menguap dan uap air tersebut akan membawa molekul-molekul amonia. Sehingga dapat dengan mudah mencium bau urine. Urine dalam kondisi normal memang berbau, tetapi tidak sangat tajam. Bau urine dapat dideskripsikan bau amis, busuk, manis atau bau seperti belerang atau amonia. Pada beberapa kasus, bau urine yang sangat menusuk bisa disebabkan karena berbagai kondisi yang pada umumnya tidak membahayakan. Misalnya saja karena makanan atau minum obat yang akan berefek pada urine. Selain kondisi yang normal (fisiologis), bau urine yang menyengat itu juga bisa menunjukkan kemungkinan penyakit atau ketidaknormalan (patologis). Selain itu bau menyengat pada urine bisa juga disebabkan karena penyakit yang diderita sebelumnya, seperti kencing manis (diabetes) dan dehidrasi (kekurangan cairan) yang pada akhirnya mempengaruhi saluran kencing dan juga sistem organ yang lain (Fakhrunnisa, 2011).
Adapun reaksi pengeluaran nitrogen dalam bentuk amonia menurut Isnaeni (2006: 237) adalah sebagai berikut NH3 + H2O → NH4+  + OH-.
  1. Uji Urea
Setelah melakukan uji kandungan urea dalam urine, hanya pada sampel urin pengguna obat-obatan yang menunjukan reaksi positif dengan adanya penguapan. Sebelum melakukan pengamatan, urine terlebih dahulu diuapkan sebagian. Hal ini dilakukan agar kandungan air dalam urine berkurang. Kandungan urea dalam urine dapat dideteksi dengan memberikan larutan oksalat untuk mengamati ada tidaknya kristal urea oksalat, dan kemudian ditambahkan larutan sodium hipobromide. Penambahan larutan ini berguna untuk melihat kristal yang lebih tajam. Perubahan yang terjadi pada proses ini karena adanya pemuaian nitrogen akibat adanya penguraian urea (Fakhrunnisa, 2012).
Urea dalam tubuh terbentuk sebagai hasil samping metabolisme protein. Urea berasal dari bahan organik seperti asam amino dan purin. Pembentukannya terjadi di hati. Urea sangat larut dalam air dan sifat racunnya lebih kecil dari amonia. Terdapat 3 macam asam amino yang berperan dalam pembentukan urea, yaitu Ornitin, Sitrulin, dan Argini, Urea hasil metabolisme protein dibawa oleh darah. Darah difiltrasi oleh ginjal sehingga zat yang tidak dipakai lagi, salah satunya NH3 akan terpisah dari darah dan keluar bersama urine (Boka, 2011).
Daftar Pustaka
Isnaeni, wiwi. 2006. Fisiologi Hewan. Yogyakarta: Penerbit Kanisius
Maspupah, Meti. 2014. Petunjuk Praktikum Struktur Hewan. Bandung: UIN SGD Bandung
Team Pengajar. 2015. Modul Praktikum Fisiologi Hewan. Bandung: UIN SGD Bandung
Boka, Agus. Laporan Praktikum Ekskresi. Bandung: Pendidikan Biologi UIN SGD Bandung
Fakhrunnisa, Nita. 2012. Laporan Praktikum Ekskresi. Bandung: Pendidikan Biologi UIN SGD Bandung
Lestari, Apriani. 2012. Laporan Praktikum Ekskresi (Tersedia) Aprilestari.blogspot.com (akses 6 November 2015)

22 comments:

  1. Makasih atas ilmunya yahh bu aneu

    ReplyDelete
  2. Alhamdulillah bermanfaat,bgs bu

    ReplyDelete
  3. Tau nieh urea berasal dari bahan organik seperti asam amino & purin & 3 macam asam amino yang berperan dalam pembentukan urea😊
    Syukron ibu atas semua Ilmunya🙏
    Semoga menjadii amal Jariyah yah Aamiin yaa rabbal alamiin😊

    ReplyDelete

Kurikulum merdeka