Judul : Uji
sensorik dan motorik
Tanggal : 26 November
2019
Tujuan :
1. Melakukan
uji sensorik penciuman (olfactory avoidance test) pada anak mencit
2.
Melakuan
uji motorik yang meliputi kemampuan refleks membalikkan badan, menghindari
jurang, geotaksis negatif, pola perilaku lokomosi dan uji kemampuan beranang
3. Membandingkan
kemampuan refleks sensoris dan motoris mencit kontrol (tanpa perlakuan) dengan
mencit yang di berikan perlakuan asap rokok dan obat nyamuk bakar secara
inhalasi
D.
Analisis Pembahasan
Salah satu sifat dasar pada sel
saraf adalah iritabilitas. Iritabilitas yaitu kemampuan untuk mengadakan respon
bila mendapat rangsangan (Suripto dan Goenarso, 2005: 814).
Perilaku merupakan manifestasi
fungsi berbagai sistem dalam tubuh salah satunya sistem saraf, khususnya otak.
Oleh karena itu penyimpangan perilaku dapat merupakan indikator kelainan fungsi
otak (Team Pengajar, 2015: 20)
Hubungan antara rangsang dan
tanggapan merupakan hubungan yang sangat rumit, dan ternyata ada hubungan yang
erat antara kekuatan rangsang dan tanggapan yang dihasilkan oleh hewan,
pemberian suatu jenis rangsang yang sama tidak selalu menimbulkan tanggapan
yang sama, hal ini disebabkan oleh adanya perbedaan kemampuan reseptor untuk
beradaptasi terhadap rangsang yang
diterimanya (Isnaeni, 2005: 89)
Pada dasarnya,
sistem saraf pada mencit hampir sama dengan manusia sehingga mencit sering
digunkan untuk proses penelitian dalam hal mengetahui tentang manusia. Pada
praktikum digunakan mencit muda (anak mencit), karena mencit muda memiliki
sambungan-sambungan saraf yang masih baik atau lebih baik daripada mencit
dewasa.
Profil mencit
Taksonomi: Kingdom : Animalia, Filum : Chordata, Kelas :
Mammalia, Ordo : Rodentia, Famili :Muridae, Genus : Mus,
Spesies : M. Musculus
Morfologi: 65-95 mm panjang dari ujung hidung mereka ke ujung tubuh mereka,ekor
60-105 mm. Bulu mereka berkisar dalam warna dari cokelat muda sampai hitam, dan
mereka umumnya memiliki putih atau bellys Buffy. memiliki ekor panjang yang memiliki
sedikit bulu. Habitat: Tikus rumah umumnya tinggal di dekat dengan
manusia – di rumah-rumah, gudang, lumbung, dll Mereka juga menduduki ladang
yang ditanami, fencerows, dan bahkan daerah-daerah berhutan, tapi mereka jarang
menyimpang jauh dari bangunan. Beberapa individu menghabiskan musim panas di
ladang dan pindah ke lumbung dan rumah-rumah dengan mulainya musim gugur cuaca
dingin. Kisaran toleransi suhu: Mencit merupakan hewan endoterm. hewan endoterm cenderung menjaga suhu tubuh
yang konstan. Akan tetapi, mereka secara umum membutuhkan lebih banyak energi
untuk menjaga kekonstanan suhu tubuhnya yang cukup tinggi tersebut. Respirasi:
Berdasarkan Gordon (1977), dalam keadaan istirahat, seekor mencit memiliki
laju konsumsi oksigen sebesar 2,5 ml/gr/jam, sedangkan pada saat aktif sebesar
20 ml/gr/jam. Hasil pengukuran yang didapat saat praktikum menunjukan bahwa
laju konsumsi oksigen oleh mencit adalah sebesar 9.794275 ml O2/gram/jam. Hal
ini menunjukan bahwa mencit ini tidak sedang berada dalam keadaan istirahat,
namun tidak dalam keadaan yang sangat aktif pula. Reproduction: Tikus
rumah memiliki sistem perkawinan poligini. Penemuan baru-baru ini lagu
ultrasonik dihasilkan oleh tikus jantan, saat berhubungan dengan jenis kelamin
perempuan feromon, menunjukkan bahwa perilaku ini mungkin terlibat dalam pasangan pilihan (Animal Diversity,
2011: Html)
Hasil
pengamatan uji sensorik
1.
Penciuman
Individu
|
Uji pakan (roti)
|
Aseton
|
Kayu putih
|
Parfum
|
Normal
|
(-)
|
(+)
|
(+)
|
(-)
|
Asap rokok
|
(-)
|
(+)
|
(+)
|
(-)
|
Obat nyamuk
|
(-)
|
(+)
|
(+)
|
(-)
|
Dari hasil
pengamatan 3 nencit dengan perlakuan berbeda tersebut semua mencit mendekati
pakan, kemungkinan mencit yang mendekati pakannya sedang lapar dan ingin makan,
ia respon terhadap hal yang selama ini menjadi sesuatu yang tidak asing
baginya. Hal ini dapat disebabkan karena stimulus dapat diterima mencit secara
normal dan disampaikan oleh saraf sensoris ke saraf pusat ketika, sehingga mencit
itu mencium pakannya dan mencit merespon dengan mendekati makanan tersebut.
Pada uji aseton
dan minyak kayu putih semua mencit memiliki respon sama yaitu menghindari kedua
bahan ini. Menandakan kemampuan sensoris mencit untuk menghindari bau zat asing
adalah normal, respon yang mencit interpretasikan adalah bahwa bahan tersebut
berbahaya untuk dirinya, baunya yang sangat menyengat membuat mencit-mencit
menjadi pusing dan menghindarinya, perlakuan asap rokok dan asap obat nyamuk
tidak berpengaruh terhadap kemampuan sensoris tikus, mungkin karena
penggunaannya dalam jangka pendek, dan keadaan mencit mungkin masih stabil.
Sedangkan pada
uji parfum semua mencit mendekat,
menandakan bahwa terdapat ketidaknormalan, yang seharusnya tikus kontrol
menjauh, mungkin karena mencit sudah mencium bau kayu putih dan aseton terlebih
dahulu sehingga mencit menjadi resisten terhadap zat asing pada organ
sensorisnya, atau mungkin banyaknya perlakuan yang tidak biasa sebelumnya
membuat mencit dalam keadaan stress sehingga memperlambat respon sensorisnya,
atau penerimaaan sinyal syaraf pusat sedang tidak baik sehingga mencit tidak
dapat merespon dengan normal.
Hasil
pengamatan uji motorik
1.
Gerak refleks
Individu
|
SRR (detik)
|
CAR (detik)
|
NGR (detik)
|
Kontrol
|
0,59
|
1,11
|
2,74
|
Asap rokok
|
1,8
|
2,25
|
2,3
|
Obat nyamuk
|
0,6
|
3,6
|
12,4
|
Pada uji gerak refleks SRR,
mencit dengan perlakuan asap rokok dan obat nyamuk membutuhkan waktu yang lebih
lama dengan mencit kontrol, hal tersebut bisa diakibatkan karena asap rokok dan
obat nyamuk mengandung zat-zat berbahaya yang dapat mempengaruhi saraf-saraf
pada mencit sehingga mempengaruhi respon motorik mencit.
Pada uji CAR mencit
denganperlakuan obat nyamuk memiliki kemampuan respon motorik yang lebih lambat
untuk menhindari bahaya ( dalam hal ini berupa jurang) daripada 2 tikus
lainnya, hal tersebut sesuai dengan dasar teori seperti yang di lansir dalam
detikhealt (2011: Html) bahwa dalam 1 kumparan asap obat nyamuk bakar lebih berbahaya
dari 100 batang rokok
Ada beberapa
racun yang terdapat dalam produk obat nyamuk. Salah satunya adalah diklorvos
atau DDVP (dichlorovynil dimetyl phosfat), Zat tersebut sudah dilarang di
seluruh dunia karena termasuk racun kelas 1, Jika terkena paparan zat ini dalam
jangka panjang, menyebabkan kerusakan syaraf.
Pada uji NGR pun demikian yaitu
mencit dengan perlakuan obat nyamuk memiliki respon motoris untuk berbalik dari
bidang miring sangat lambat dibanding sampel mencit lainnya, hal tersebut
mengindikasikan pengaruh zat DDVP pada asap obat nyamuk sudah bereaksi lebih
optimal pada sistem saraf mencit,
sedangkan pada mencit kontrol respon motoris lebih lambat daripada perlakuan asap
rokok, ketidak sesuaian tersebut mungkin karena keadaan mencit kontrol yang
stress yang tidak terbiasa dengan perlakuan-perlakuan asing bagi dirinya,
seperti diangkat dari satu tangan ke tangan lain, melihat flash pada kamera,
dan lainnya. sedangkan mencit perlakuan
asap rokok, walaupun zat pada rokok mungkin merusak sarafnya, namun keadaannya
masih stabil, alasan lain atas kesesuaian tersebut bisa terjadi akibat adanya
kelainan penyakit pasca lahir pada tikus seperti misalnya penyakit parkinson,
yaitu suatu penyakit gangguan
motorik, yang dicirikan oleh kesulitan dalam menginisiasi gerakan-gerakan,
pergerakan yang lambat, dan kekakuan tubuh. penderitanya seringkali mengalami
tremor otot, keseimbangan buruk, dan jalan yang tetatih-tatih
Uji Lokomosi
Lokomosi adalah pergerakan aktif
dari satu tempat ke tempat lain, diantaranya untuk mencari makan, mencari
pasangan kawin, serta untuk menghindari bahaya. Hewan memiliki aneka ragam
lokomosi, semua mode lokomosi mensyaratkan agar seekor hewan menggunakan energi
untuk mengatasi dua gaya yang cenderung menjaganya tetap diam: gaya gesek dan
gaya gravitasi (Campbel et al, 2008: 288)
2.
Lokomsi berjalan
No.
|
Perlakuan
|
Pola
Berjalan
|
Waktu (s)
|
1.
|
Normal
|
Step
|
5,78 s
|
2.
|
Rokok
|
Step
|
2,18 s
|
3.
|
Obat Nyamuk
|
Step
|
6,33 s
|
Pada uji Lokomosi berjalan semua
sampel mencit berjalan dengan step, atau selangkah demi selangkah, hal tersebut
merupakan bentuk kewaspadaan mencit untuk berjalan pada bidang yang sempit.
Mencit dengan perlakuan asap rokok memiliki kemampuan lokomosi berjalan lebih
cepat pada bidang sempit, hal tersebut disebabkan karena, asap rokok yang
diberikan pada mencit, bersifat jangka pendek, seperti yang dikatakan Jarvis
(2014) bahwa nikotin pada rokok merupakan stimulan psikomotor, pada penggunaan
jangka pendek akan mempercepat reaksi dan meningkatkan performa pada pekerjaan
yang membutuhkan perhatian, namun pada penggunaan jangka panjang akan mengakibatkan penurunan performa dan proses
kognitif serta mood yang tidak disadari. Kelambatan lokomosi berjalan pada tikus
kontrol bisa terjadi karena keadaan tikus stress atau adanya kelainan sistem
saraf seperti misalnya kelainan penyakit pasca lahir pada tikus seperti
misalnya penyakit parkinson, yaitu suatu penyakit gangguan motorik, yang dicirikan oleh kesulitan dalam
menginisiasi gerakan-gerakan, pergerakan yang lambat, dan kekakuan tubuh.
penderitanya seringkali mengalami tremor otot, keseimbangan buruk, dan jalan
yang tetatih-tatih
3.
Lokomosi berenang
No.
|
Perlakuan
|
Skor
|
||
Arah
|
Sudut
|
Anggota Badan
|
||
1.
|
Normal
|
2
|
3
|
2
|
2.
|
Rokok
|
2
|
4
|
2
|
3.
|
Obat Nyamuk
|
2
|
4
|
2
|
Pada hasil uji lokomosi berenang
semua sampel mencit memiliki cara berenang yang sama, kecuali sudut berenang
pada mencit normal yaitu bagian kepala, mata, dan setengah telinga diatas
permukaan air. Hal tersebut tidak sesuai, seharusnya mencit kontrol memiliki
kemampuan yang lebih baik daripada mencit yang diberi perlakuan,
ketidaksesuaian tersebut bisa terjadi karena keadaan mencit kontrol yang
stress, atau terdapat kelainan penyakit saraf pada mencit seperti yang telah
dibahas sebelumnya.
Nikotin dalam rokok akan beraksi
di otak 10 detik setelah menghisap rokok, nikotin berikatan dengan reseptor
nikotinik yang akan memfasilitasi pelepasan neurotransmitter noradrenergik di
locus ceroleus, poses itu penting dalam fungsi kognitif, memori, kewaspadaan
dan menurunkan nafsu makan (Svensson et al., 2000)
Dari
seluruh hasil praktikum ketidaksesuaian dalam praktikum selain yang telah
disebutkan diatas juga bisa terjadi karena adanya faktor-faktor lain yang
mempengaruhi kepekaan rangsangan seseorang diantaranya: Jenis kelamin pada
umumnya, wanita lebih peka dibandiung laki laki dalam merasakan sesuatu. Usia
pada umumnya, kemampuan seseorang dalam merasa, mencium mendengar dan melihat
semakin berkurang seiring dengan bertambahnya usia. Kondisi fisilologis panelis
yang mempengaruhi kepekaannya adalah kondisi lapar ataupun kenyang,
kelelahan, sakit, obat, waktu bangun tidur, dan merokok. Faktor genetis
juga diketahui dapat mempengaruhi persepsi sensori seseorang (Guinan, 2006: 321).
Daftar Pustaka
Campbel., et
al. 2008. Biologi Edisi delapan Jilid III. Erlangga: Jakarta
Goenarso,
Darmadi., Suripto. Fisiologi Hewan. Universitas Terbuka: Jakarta
Guinan, J.J.
“Olivocochlear Efferents: Anatomy, Physiology, Function, and the Measurement of
Efferent Effects in Humans,” .
(2006). Ear & Hearing 27,589-607.
Isnaeni, Wiwi.
2005. Fisiologi hewan. Kanisius: Yogyakarta
Nurdiani,
Winda. 2009. Uji Sensoris Motoris. Pendidikan Biologi UIN SGD BDG: Bandung
Svensson, T.H.,
2000. Dysfunctional Brain Dopamine System induced by psycotomimetic NMDA
Receptors Anatagonist and the
effect of antipsychotics drugs. Brain Res. Rev. 31 (2-3): 320-329
Team Pengajar.
2015. Modul Praktikum Fisiologi hewan. Pendidikan Biologi UIN SGD:
Bandung
www. Detikhealt.com/2011
Mksii buat ilmu nya ibuu😊👍
ReplyDeleteGood job.
ReplyDeleteMakasih ibu😊😊
ReplyDeleteJazakillah
ReplyDeleteGood job 👍🏻
ReplyDeleteMkasih ilmunya ibu😊
ReplyDeleteJazakillah ibu
ReplyDeleteMakasih bu ilmu nya
ReplyDeleteGood job👍
ReplyDeleteSyukron ibu Ilmunya🙏
ReplyDeleteJazakillah
Terimakasih ilmu nya bu
ReplyDeleteSyukronbilmu nyaa bu🙏
ReplyDeletePusing duh bacanya tapi bermanfaat banget bu
ReplyDeleteSangat bermanfaat😁
ReplyDeleteTerimakasih sangat membantu
ReplyDeleteTerimakasih sangat membantu
ReplyDeleteSyukron ibu Ilmunya🙏
ReplyDeleteJazakillah khoyran
Terimakasih bu
ReplyDelete-Rsha
T khartos
ReplyDeleteSangat membantu😊
ReplyDeleteOke mambantu sekali
ReplyDeleteMantap Penjelasan Nya
ReplyDeleteMantull buu
ReplyDeleteTerima kasih bu
ReplyDelete